Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
Mioma Uteri adalah tumor jinak pada otot rahim, disertai jaringan ikat sehingga dapat dalam bentuk padat, karena jaringan ikat dan otot rahimnya yang dominan (Manuaba I.B.G 2010 Hal 556).
Berdasarkan penelitian World health organisation (WHO) penyebab angka kematian ibu karena mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22 (1,95 %) kasus dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04 %) kasus. (Penelitian who, 2010 diakses tanggal 13 Juli 2012)
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Penyebab pasti dari mioma pada rahim masih belum diketahui secara jelas. Namun beberapa penelitian mengatakan bahwa mioma muncul dari satu sel ganas yang berada diantara otot polos dalam rahim. Selain itu adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma. Pertumbuhan dari mioma uteri di duga berkaitan dengan hormon estrogen. Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dimana saat itu kadar estrogennya sangat tinggi. Tidak didapatkan bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma namun diketahui bahwa estrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan mioma. (Artikel kesehatan, Zidane 6 april 2012 diakses tanggal 27 Agustus 2012).
Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus. Sedangkan untuk pemeriksaan untuk mengetahui adanya mioma dapat dilakukan Ultrasonografi, Histeroskopi dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dan ultrasonografi dapat menjadi alternatif pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Ada beberapa tanda pada seorang wanita yang mengalami penyakit mioma uteri, tanda utamanya adalah adanya benjolan pada area di sekitar dinding rahim. Adapun tanda-tanda lain seperti :
- Perdarahan menstruasi yang terlalu banyak
- Menstruasi tidak teratur
- Sering berkemih
- Perut membengkak
Seiring munculnya tanda-tanda diatas, akan menyebabkan gejala seperti :
- Nyeri pada perut atau pinggul
- Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil
- Nyeri selama melakukan hubungan seksual
- Terasa nyeri saat menstruasi
- Anemia karena kehilangan banyak darah haid
Tanda dan gejala di atas bisa dijadikan pedoman sebagai ciri-ciri mioma uteri, sehingga bila anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya anda segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang lebih baik. Jangan sedikitpun anda mengabaikan penyakit mioma, karena apabila di biarkan penyakit mioma akan semakin membesar dan menyebabkan kemandulan. Apabila mioma telah membesar, maka biasanya dokter menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan miom.
Faktor Predisposisi (Faktor Pendukung) Mioma Uteri (Makalah mioma uteri, Februari 2012, Emir Fakhruddin)
- Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun.Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi dimana saat itu kadar estrogen sangat tinggi. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun. Dan mengalami pengecilan pada saat menopause.
- Paritas
lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
- Faktor ras dan genetik
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi.Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
- Fungsi ovarium (Indung Telur)
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.
DAFTAR PUSTAKA
Hediyani,N(http://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2011/05 /mioma-uteri.diakses tanggal 27 Agustus 2012)
Manuaba, I.B.G 2010, ilmu Kebidanan penyakit Kandungan dan KB untuk pendidikan Bidan, penerbit buku Kedokteran EGC. Edisi II jakarta
Fakhruddin, E,(http://www.emirfakhruddin.com/2010/02/mioma-uteri.html) diakses tanggal 30 Agustus 2012
Winkjosastro.H 2009.ilmu Kebidanan .Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Edisi IV. Jakarta
LieweIIyn.j 2002. Dasar-dasar Obsestri dan Ginekologi.Yayasan joko suyono. Edisi VI.Jakarta
Manuaba, IBG 2001. Kapita Selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Simatupang, E.J, 2006. Penerapan unsur – unsur manajemen dalam praktek kebidanan. Awan indah. Jakarta
Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Nina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2012
RizkyAmelia//LP2M//STiKesICsada
Lppm.stikesicsada@gmail.com
February 7, 2018 at 10:34 am
Mantab..” para wanita wajib tahu informasi ini